SISTIM LOKOMOTORIUS ''TULANG''
1. EMBRIOLOGI SISTIM TULANG
Perkembangan
tulang pada embrio terjadi melalui dua cara, yaitu osteogenesis
desmalis dan osteogenesis enchondralis. Keduanya menyebabkan jaringan
pendukung kolagen primitive diganti oleh tulang, atau jaringan kartilago
yang selanjutnya akan diganti pula menjadi jaringan tulang. Hasil kedua
proses osteogenesis tersebut adalah anyaman tulang yang selanjutnya
akan mengalami remodeling oleh proses resorpsi dan aposisi untuk
membentuk tulang dewasa yang tersusun dari lamella tulang.
A. Osteogenesis Desmalis
Nama lain dari penulangan ini yaitu Osteogenesis intramembranosa, karena terjadinya dalam membrane jaringan. Tulang yang terbentuk selanjutnya dinamakan tulang desmal. Yang mengalami penulangan desmal ini yaitu tulang atap tengkorak.
Mula-mula jaringan mesenkhim mengalami kondensasi menjadi lembaran jaringan pengikat yang banyak mengandung pembuluh darah. Sel-sel mesenkhimal saling berhubungan melalui tonjolan-tonjolannya. Dalam substansi interselulernya terbentuk serabut-serabut kolagen halus yang terpendam dalam substansi dasar yang sangat padat.
Tanda-tanda pertama yang dapat dilihat adanya pembentukan tulang yaitu matriks yang terwarna eosinofil di antara 2 pembuluh darah yang berdekatan. Oleh karena di daerah yang akan menjadi atap tengkorak tersebut terdapat anyaman pembuluh darah, maka matriks yang terbentuk pun akan berupa anyaman. Tempat perubahan awal tersebut dinamakan Pusat penulangan primer.
Pada proses awal ini, sel-sel mesenkhim berdiferensiasi menjadi osteoblas yang memulai sintesis dan sekresi osteoid. Osteoid kemudian bertambah sehingga berbentuk lempeng-lempeng yang tebal. Sementara itu berlangsung pula sekresi molekul-molekul tropokolagen yang akan membentuk kolagen dan sekresi glikoprotein.
Sesudah berlangsungnya sekresi oleh osteoblas tersebut disusul oleh proses pengendapan garam kalsium fosfat pada sebagian dari matriksnya sehingga bersisa sebagai selapis tipis matriks osteoid sekeliling osteoblas.
Dengan menebalnya trabekula (tonjolan otot), beberapa osteoblas akan terbenam dalam matriks yang mengapur sehingga sel tersebut dinamakan osteosit. Osteoblas yang telah berubah menjadi osteosit akan diganti kedudukannya oleh sel-sel jaringan pengikat di sekitarnya. Dengan berlanjutnya perubahan osteoblas menjadi osteosit maka trabekulae makin menebal, sehingga jaringan pengikat yang memisahkan makin menipis. Pada bagian yang nantinya akan menjadi tulang padat, rongga yang memisahkan trabekulae sangat sempit, sebaliknya pada bagian yang nantinya akan menjadi tulang berongga, jaringan pengikat yang masih ada akan berubah menjadi sumsum tulang yang akan menghasilkan sel-sel darah. Sementara itu, sel-sel osteoprogenitor pada permukaan Pusat penulangan mengalami mitosis (pembelahan sel) untuk memproduksi osteoblas lebih lanjut
B. Osteogenesis Enchondralis
Awal dari penulangan enkhondralis ditandai oleh pembesaran khondrosit di tengah-tengah diaphysis yang dinamakan sebagai pusat penulangan primer. Sel – sel khondrosit di daerah pusat penulangan primer mengalami hypertrophy, sehingga matriks kartilago akan terdesak mejadi sekat – sekat tipis. Dalam sitoplasma khondrosit terdapat penimbunan glikogen. Pada saat ini matriks kartilago siap menerima pengendapan garam – garam kalsium yang pada gilirannya akan membawa kemunduran sel – sel kartilago yang terperangkap karena terganggu nutrisinya. Kemunduran sel – sel tersebut akan berakhir dengan kematian., sehingga rongga – rongga yang saling berhubungan sebagai sisa – sisa lacuna. Proses kerusakan ini akan mengurangi kekuatan kerangka kalau tidak diperkuat oleh pembentukan tulang disekelilingnya. Pada saat yang bersamaan, perikhondrium di sekeliling pusat penulangan memiliki potensi osteogenik sehingga di bawahnya terbentuk tulang. Pada hakekatnya pembentukan tulang ini melalui penulangan desmal karena jaringan pengikat berubah menjadi tulang. Tulang yang terbentuk merupakan pipa yang mengelilingi pusat penulangan yang masih berongga – rongga sehingga bertindeak sebagai penopang agar model bentuk kerangka tidak terganggu. Lapisan tipis tulang tersebut dinamakan pipa periosteal.
Setelah terbentuknya pipa periosteal, masuklah pembuluh – pembuluh darah dari perikhondrium,yang sekarang dapat dinamakan periosteum (jaringan pembungkus tulang), yang selanjutnya menembus masuk kedalam pusat penulangan primer yang tinggal matriks kartilago yang mengalami klasifikasi. Darah membawa sel – sel yang diletakan pada dinding matriks. Sel – sel tersebut memiliki potensi hemopoetik dan osteogenik. Sel – sel yang diletakan pada matriks kartilago akan bertindak sebagai osteoblast. Osteoblas ini akan mensekresikan matriks osteoid dan melapiskan pada matriks kartilago yang mengapur. Selanjutnya trabekula yang terbentuk oleh matriks kartilago yang mengapur dan dilapisi matriks osteoid akan mengalami pengapuran pula sehingga akhirnya jaringan osteoid berubah menjadi jaringan tulang yang masih mengandung matriks kartilago yang mengapur di bagian tengahnya. Pusat penulangan primer yang terjadi dalam diaphysis ( batang tulang panjang) akan disusun oleh pusat penulangan sekunder yang berlangsung di ujung – ujung model kerangka kartilago.
A. Osteogenesis Desmalis
Nama lain dari penulangan ini yaitu Osteogenesis intramembranosa, karena terjadinya dalam membrane jaringan. Tulang yang terbentuk selanjutnya dinamakan tulang desmal. Yang mengalami penulangan desmal ini yaitu tulang atap tengkorak.
Mula-mula jaringan mesenkhim mengalami kondensasi menjadi lembaran jaringan pengikat yang banyak mengandung pembuluh darah. Sel-sel mesenkhimal saling berhubungan melalui tonjolan-tonjolannya. Dalam substansi interselulernya terbentuk serabut-serabut kolagen halus yang terpendam dalam substansi dasar yang sangat padat.
Tanda-tanda pertama yang dapat dilihat adanya pembentukan tulang yaitu matriks yang terwarna eosinofil di antara 2 pembuluh darah yang berdekatan. Oleh karena di daerah yang akan menjadi atap tengkorak tersebut terdapat anyaman pembuluh darah, maka matriks yang terbentuk pun akan berupa anyaman. Tempat perubahan awal tersebut dinamakan Pusat penulangan primer.
Pada proses awal ini, sel-sel mesenkhim berdiferensiasi menjadi osteoblas yang memulai sintesis dan sekresi osteoid. Osteoid kemudian bertambah sehingga berbentuk lempeng-lempeng yang tebal. Sementara itu berlangsung pula sekresi molekul-molekul tropokolagen yang akan membentuk kolagen dan sekresi glikoprotein.
Sesudah berlangsungnya sekresi oleh osteoblas tersebut disusul oleh proses pengendapan garam kalsium fosfat pada sebagian dari matriksnya sehingga bersisa sebagai selapis tipis matriks osteoid sekeliling osteoblas.
Dengan menebalnya trabekula (tonjolan otot), beberapa osteoblas akan terbenam dalam matriks yang mengapur sehingga sel tersebut dinamakan osteosit. Osteoblas yang telah berubah menjadi osteosit akan diganti kedudukannya oleh sel-sel jaringan pengikat di sekitarnya. Dengan berlanjutnya perubahan osteoblas menjadi osteosit maka trabekulae makin menebal, sehingga jaringan pengikat yang memisahkan makin menipis. Pada bagian yang nantinya akan menjadi tulang padat, rongga yang memisahkan trabekulae sangat sempit, sebaliknya pada bagian yang nantinya akan menjadi tulang berongga, jaringan pengikat yang masih ada akan berubah menjadi sumsum tulang yang akan menghasilkan sel-sel darah. Sementara itu, sel-sel osteoprogenitor pada permukaan Pusat penulangan mengalami mitosis (pembelahan sel) untuk memproduksi osteoblas lebih lanjut
B. Osteogenesis Enchondralis
Awal dari penulangan enkhondralis ditandai oleh pembesaran khondrosit di tengah-tengah diaphysis yang dinamakan sebagai pusat penulangan primer. Sel – sel khondrosit di daerah pusat penulangan primer mengalami hypertrophy, sehingga matriks kartilago akan terdesak mejadi sekat – sekat tipis. Dalam sitoplasma khondrosit terdapat penimbunan glikogen. Pada saat ini matriks kartilago siap menerima pengendapan garam – garam kalsium yang pada gilirannya akan membawa kemunduran sel – sel kartilago yang terperangkap karena terganggu nutrisinya. Kemunduran sel – sel tersebut akan berakhir dengan kematian., sehingga rongga – rongga yang saling berhubungan sebagai sisa – sisa lacuna. Proses kerusakan ini akan mengurangi kekuatan kerangka kalau tidak diperkuat oleh pembentukan tulang disekelilingnya. Pada saat yang bersamaan, perikhondrium di sekeliling pusat penulangan memiliki potensi osteogenik sehingga di bawahnya terbentuk tulang. Pada hakekatnya pembentukan tulang ini melalui penulangan desmal karena jaringan pengikat berubah menjadi tulang. Tulang yang terbentuk merupakan pipa yang mengelilingi pusat penulangan yang masih berongga – rongga sehingga bertindeak sebagai penopang agar model bentuk kerangka tidak terganggu. Lapisan tipis tulang tersebut dinamakan pipa periosteal.
Setelah terbentuknya pipa periosteal, masuklah pembuluh – pembuluh darah dari perikhondrium,yang sekarang dapat dinamakan periosteum (jaringan pembungkus tulang), yang selanjutnya menembus masuk kedalam pusat penulangan primer yang tinggal matriks kartilago yang mengalami klasifikasi. Darah membawa sel – sel yang diletakan pada dinding matriks. Sel – sel tersebut memiliki potensi hemopoetik dan osteogenik. Sel – sel yang diletakan pada matriks kartilago akan bertindak sebagai osteoblast. Osteoblas ini akan mensekresikan matriks osteoid dan melapiskan pada matriks kartilago yang mengapur. Selanjutnya trabekula yang terbentuk oleh matriks kartilago yang mengapur dan dilapisi matriks osteoid akan mengalami pengapuran pula sehingga akhirnya jaringan osteoid berubah menjadi jaringan tulang yang masih mengandung matriks kartilago yang mengapur di bagian tengahnya. Pusat penulangan primer yang terjadi dalam diaphysis ( batang tulang panjang) akan disusun oleh pusat penulangan sekunder yang berlangsung di ujung – ujung model kerangka kartilago.
2. HISTOLOGI TULANG
Tulang
adalah jaringan yang tersusun oleh sel dan didominasi oleh matrix
kolagen ekstraselular (type I collagen) yang disebut sebagai osteoid.
Pembentukan tulang keras berawal dari kartilago (berasal dari mesenkim).
Kartilago memiliki rongga yang akan terisi oleh OSTEOBLAS (sel-sel
pembentuk tulang). Osteoblas membentuk osteosit (sel-sel tulang). Setiap
satuan sel-sel tulang akan melingkari pembuluh darah dan serabut saraf
membentuk SISTEM HAVERS. Matriks akan mengeluarkan kapur dan fosfor yang
menyebabkan tulang menjadi keras.
Proses pengerasan tulang disebut penulangan atau OSIFIKASI.
Tulang
merupakan alat gerak yang memiliki peranan penting bagi manusia karena
tulang-tulang pada manusia selain menyusun rangka, juga memiliki
beberapa fungsi diantaranya adalah:
A. Memberi bentuk tubuh
B. Menyokong berdiri tegaknya tubuh
C. Tempat melekatnya otot atau daging
D. Melindungi alat-alat tubuh yang lunak
E. Melakukan fungsi gerak
F. Tempat pembentukan sel-sel darah
G. Tempat penyimpanan mineral dan lemak
A.Komponen Jaringan Sel-sel pada tulang adalah :
Osteoblast : yang mensintesis dan menjadi perantara mineralisasi osteoid. Osteoblast ditemukan dalam satu lapisan pada permukaan jaringan tulang sebagai sel berbentuk kuboid atau silindris pendek yang saling berhubungan melalui tonjolan-tonjolan pendek.
Osteosit : merupakan komponen sel utama dalam jaringan tulang. Mempunyai peranan penting dalam pembentukan matriks tulang dengan cara membantu pemberian nutrisi pada tulang.
Osteoklas : sel fagosit yang mempunyai kemampuan mengikis tulang dan merupakan bagian yang penting. Mampu memperbaiki tulang bersama osteoblast. Osteoklas ini berasal dari deretan sel monosit makrofag.
B. Menyokong berdiri tegaknya tubuh
C. Tempat melekatnya otot atau daging
D. Melindungi alat-alat tubuh yang lunak
E. Melakukan fungsi gerak
F. Tempat pembentukan sel-sel darah
G. Tempat penyimpanan mineral dan lemak
A.Komponen Jaringan Sel-sel pada tulang adalah :
Osteoblast : yang mensintesis dan menjadi perantara mineralisasi osteoid. Osteoblast ditemukan dalam satu lapisan pada permukaan jaringan tulang sebagai sel berbentuk kuboid atau silindris pendek yang saling berhubungan melalui tonjolan-tonjolan pendek.
Osteosit : merupakan komponen sel utama dalam jaringan tulang. Mempunyai peranan penting dalam pembentukan matriks tulang dengan cara membantu pemberian nutrisi pada tulang.
Osteoklas : sel fagosit yang mempunyai kemampuan mengikis tulang dan merupakan bagian yang penting. Mampu memperbaiki tulang bersama osteoblast. Osteoklas ini berasal dari deretan sel monosit makrofag.
Sel osteoprogenitor :
merupakan sel primitive yang menghasilkan osteoblast selama pertumbuhan
tulang dan osteosit pada permukaan dalam jaringan tulang.
Tulang membentuk formasi endoskeleton yang kaku dan kuat dimana otot-otot skeletal menempel sehingga memungkinkan terjadinya pergerakan. Tulang juga berperan dalam penyimpanan dan homeostasis kalsium. Kebanyakan tulang memiliki lapisan luar tulang kompak yang kaku dan padat.
Tulang membentuk formasi endoskeleton yang kaku dan kuat dimana otot-otot skeletal menempel sehingga memungkinkan terjadinya pergerakan. Tulang juga berperan dalam penyimpanan dan homeostasis kalsium. Kebanyakan tulang memiliki lapisan luar tulang kompak yang kaku dan padat.
B. STRUKTUR MAKROSKOPIK TULANG
Pada potongan tulang terdapat 2 macam struktur :
1. Substantia spongiosa (berongga)
2. Substantia compacta (padat)
Bagian diaphysis tulang panjang yang berbentuk sebagai pipa dindingnya merupakan tulang padat, sedang ujung-ujungnya sebagian besar merupakan tulang berongga yang dilapisi oleh tulang padat yang tipis. Ruangan dari tulang berongga saling berhubungan dan juga dengan rongga sumsum tulang.
1. Substantia spongiosa (berongga)
2. Substantia compacta (padat)
Bagian diaphysis tulang panjang yang berbentuk sebagai pipa dindingnya merupakan tulang padat, sedang ujung-ujungnya sebagian besar merupakan tulang berongga yang dilapisi oleh tulang padat yang tipis. Ruangan dari tulang berongga saling berhubungan dan juga dengan rongga sumsum tulang.
C. MATRIX TULANG
Berdasarkan beratnya, matriks tulang terdiri dari ± 70% garam anorganik dan 30% matriks organic.
Matriks anorganik merupakan bahan mineral yang sebagian besar terdiri dari kalsium dan fosfat, . Bahan mineral lain : ion sitrat, karbonat, magnesium, natrium, dan potassium.
95% komponen organic dibentuk dari kolagen, Kolagen yang dimiliki oleh tulang adalah kurang lebih setengah dari total kolagen tubuh, strukturnya pun sama dengan kolagen pada jaringan pengikat lainnya.
Matriks anorganik merupakan bahan mineral yang sebagian besar terdiri dari kalsium dan fosfat, . Bahan mineral lain : ion sitrat, karbonat, magnesium, natrium, dan potassium.
95% komponen organic dibentuk dari kolagen, Kolagen yang dimiliki oleh tulang adalah kurang lebih setengah dari total kolagen tubuh, strukturnya pun sama dengan kolagen pada jaringan pengikat lainnya.
Kekerasan
tulang tergantung dari kadar bahan anorganik dalam matriks, sedangkan
dalam kekuatannya tergantung dari bahan-bahan organik khususnya serabut
kolagen.
D. JENIS TULANG
Berdasarkan jenisnya, tulang dibagi menjadi dua yaitu tulang rawan (kartilago) dan tulang keras (osteron).
1. Tulang rawan (kartilago)
Tulang
rawan adalah tulang yang lunak. Tulang rawan dibentuk oleh sel-sel
tulang rawan (kondrosit) dan bahan dasar (matriks). Diantara tulang
rawan terdapat banyak zat perekat (kolagen) dan sedikit zat kapur
sehingga tulang rawan bersifat lentur dan elastis. Cth: tulang daun
telinga, tulang hidung, rangka fetus. Tulang rawan dibagi menjadi tiga
yaitu tulang rawan hialin, tulang rawan elastis dan tulang rawan
fibrosa.
a. Tulang rawan hialin
Tulang
rawan hialin bersifat halus, lentur, transparan dan memiliki matriks
yang homogen. Tulang rawan ini terdapat pada permukaan persendian serta
dinding trakea.
b. Tulang rawan elastis
Tulang
rawan elastis bersifat lentur dan matriks memiliki serabut elastis yang
bercabang-cabang. Tulang rawan elastis terdapat pada ujung hidung dan
daun telinga.
c. Tulang rawan fibrosa
Tulang
rawan fibrosa bersifat kurang lentur dan matriks mengandung banyak
serabut-serabut kolagen. Terdapat di antara ruas-ruas tulang belakang
dan tulang rawan pada lutut.
2. Tulang Keras (Osteon)
Matriks
tulang yang rapat dan padat akan membentuk tulang keras. Tulang keras
berasal dari tulang rawan. Bagian dalam dari tulang berisi sum-sum
tulang. Berdasarkan bentuknya tulang keras dapat dibedakan menjadi tiga
macam yaitu tulang pendek, tulang pipih dan tulang pipa.
a. Tulang pendek
Tulang pendek berbentuk silinder kecil. Cth: ruas-ruas tulang belakang, tulang pergelangan kaki dan tulang pergelangan tangan.
b. Tulang pipih
Tulang pipih berbentuk pipih dan lebar. Cth: tulang dada, tempurung kepala, tulang rusuk, tulang belikat.
c. Tulang pipa
Tulang pipa berbentuk panjang seperti pipa. Cth: tulang paha, tulang betis, tulang lengan atas.
3. SUSUNAN RANGKA TUBUH MANUSIA
Tulang-tulang yang menyusun rangka tubuh manusia dapat dikelompokkan menjadi tiga bagian yaitu :
A. Tulang Tengkorak
Fungsi
tulang tengkorak adalah melindungi otak. Tulang tengkorak tersusun atas
22 tulang pipih yang saling berhubungan dan membentuk suatu rongga.
Tulang tengkorak dibagi menjadi 2 yaitu tulang tengkorak bagian kepala
dan tulang tengkorak bagian muka.
a. Tulang tengkorak bagian kepala
Tulang
tengkorak bagian bagian kepala mengelilingi dan melindungi organ yang
sangat vital yaitu otak. Terdiri dari 10 tulang yaitu 1 tulang tengkorak
belakang, 1 tulang dahi, 2 tulang ubun-ubun, 2 tulang pelipis, 2 tulang
tapis, 2 tulang baji.
b. Tulang tengkorak bagian muka
Tulang
tengkorak bagian muka terletak pada bagian muka, kepala. Tersiri dari 2
tulang rahang atas, 2 tulang rahang bawah, 2 tulang pipi, 2 tulang
mata, 2 tulang hidung, 2 tulang langit-langti dan 1 tulang pangkal
lidah.
B. Tulang Badan
Tulang
badan berfungsi untuk menopang tubuh secara keseluruhan. Tulang badan
dibagi menjadi 5 yaitu tulang belakang, tulang dada, tulang rusuk, dan
tulang gelang bahu, dan tulang gelang panggul.
a. Tulang belakang
Berperan
menyangga tulang tengkorak, menyokong tubuh, menjaga kestabilan tubuh
dan tempat melekatnya tulang-tulang rusuk. Terdiri dari 33 ruas tulang
belakang, yaitu 7 ruas tulang leher, 12 ruas tulang punggung, 5 ruas
tulang pinggang, 5 ruas tulang kelangkang, dan 4 ruas tulang ekor.
b. Tulang dada
Tempat melekatnya tulang rusuk bagian depan. Terdiri dari 3 bagian, yaitu bagian hulu, badan. dan taju pedang.
c. Tulang rusuk
Terdiri dari 7 pasang tulang rusuk sejati, 3 pasang tulang rusuk palsu dan 2 pasang tulang rusuk melayang.
d. Tulang gelang bahu
Terdiri
dari dua tulang belikat dan dua tulang selangka. Berbentuk segitiga
pipih dan memiliki tonjolan yang disebut paruh gagak.
e. Tulang gelang panggul
Terdiri dari dua tulang panggul, dua tulang duduk dan dua tulang kemaluan.
C. Tulang Anggota Gerak
Tulang anggota gerak terdiri dari dua kelompok, yaitu tulang anggota gerak bagian atas dan tulang anggota gerak bagian bawah.
a. Tulang anggota gerak bagian atas
Terdiri
dari dua tulang lengan atas, dua tulang pengumpil, dua tulang hasta,
enam belas tulang pergelangan tangan, sepuluh tulang telapak tangan dan
28 tulang jari tangan.
b. Tulang anggota gerak bagian bawah
Terdiri
dari dua tulang paha, dua tulang tempurung lutut, dua tulang kering,
dua tulang betis, empat belas tulang pergelangan kaki, sepuluh tulang
telapak kaki dan 28 tulang jari kaki.
4. PERSENDIAN
Sendi merupakan hubungan antar tulang sehingga tulang dapat digerakkan. Hubungan dua tulang disebut persendian (artikulasi).
Komponen penunjang
Beberapa komponen penunjang sendi:
§ Kapsula sendi adalah lapisan berserabut yang melapisi sendi. Di bagian dalamnya terdapat rongga.
§ Ligamen (ligamentum) adalah jaringan pengikat yang mengikat luar ujung tulang yang saling membentuk persendian. Ligamentum juga berfungsi mencegah dislokasi.
§ Tulang rawan hialin (kartilago hialin) adalah jaringan tulang rawan yang menutupi kedua ujung tulang. Berguna untuk menjaga benturan.
§ Cairan sinovial adalah cairan pelumas pada kapsula sendi.
Macam-macam persendian
Ada berbagai macam tipe persendian:
1. Sinartrosis
Sinartrtosis adalah persendian yang tidak memperbolehkan pergerakan. Dapat dibedakan menjadi dua:
§ Sinartrosis sinfibrosis: sinartrosis yang tulangnya dihubungkan jaringan ikat fibrosa. Contoh: persendian tulang tengkorak.
§ Sinartrosis sinkondrosis: sinartrosis yang dihubungkan oleh tulang rawan. Contoh: hubungan antarsegmen pada tulang belakang.
2. Diartrosis
Diartrosis adalah persendian yang memungkinkan terjadinya gerakan. Dapat dikelempokkan menjadi:
a. Sendi peluru merupakan
bentuk hubungan tulang yang memungkinkan terjadinya gerakkan ke segala
arah. Contoh sendi peluru adalah hubungan antara tulang paha dengan
tulang pinggul dan tulang lengan atas dengan tulang belikat.
b. Sendi engsel merupakan
bentuk hubungan dua tulang yang hanya me-mungkinkan terjadinya gerak
satu arah. Contoh sendi engsel adalah hubungan antartulang pada siku,
ruas antarjari, dan lutut.
c. Sendi putar merupakan
bentuk hubungan dua tulang yang memungkinkan tulang yang satu bergerak
mengitari ujung tulang yang lain sehingga terjadi gerak rotasi. Contoh
sendi putar adalah hubungan antartulang atlas dengan tulang tengkorak.
d. Sendi pelana merupakan
bentuk hubungan dua tulang, dan kedua ujung berbentuk pelana kuda.
Gerakan yang dilakukan adalah dua arah, ke depan dan kebelakang atau ke
kiri dan ke kanan. Contoh sendi pelana adalah hubungan antara
tulang-tulang telapak tangan dengan ruas tulang jari tangan.
e. Sendi geser merupakan
bentuk hubungan dua tulang yang memungkinkan terjadinya sedikit
gerakan. Contohnya adalah hubungan antara tulang-tulang pergelangan
tangan dan tulang-tulang pergelangan kaki.
3. Amfiartrosis
Amfiartrosis(sendi
kaku) merupakan hubungan antartulang yang masih me-mungkinkan
terjadinya gerak yang sangat terbatas. Penghubung antar tulang pada
amfiartrosis adalah tulang rawan. Contoh amfiartrosis adalah hubungan
antartulang gelang panggul dan hubungan tulang rusuk dengan tulang dada.
5. NUTRISI TULANG
1. vitamin D
- Fungsi
Fungsi
utama vitamin D adalah membantu pembentukan dan pemeliharaan tulang
bersama vitamin A dan vitamin C, hormone-hormon paratiroid dan
kalsitonin, protein kolagen, serta mineral-mineral kalsium, fosfor,
magnesium, dan flour. Fungsi khusus vitamin D dalam hal ini adalah
membantu pengerasan tulang dengan cara mengatur agar kalsium dan fosfor
tersedia didlam darah untuk diendapkan pada proses pengerasan
- Sumber
Vitamin
D diperoleh dari tubuh meleui sinar matahari dan makanan. Sumber
vitamin Dbisa juga berasal dari makanan. Makanan hewani yang merupakan
sumber utama vitamin D yaitu kuning telur, hati, krim, mentega, dan
minyak hati ikan. Susu sapi dan ASI bukan merupakan sumber vitamin D
yang baik. Minyak hati-ikan sering digunakan sebagai suplemen vitamin D
untuk bayi dan anak-anak. Dalam keadaan normal suplemen vitamin D
sebetulnya tidak diperlukan. Vitamin D relative stabil dan tidak rusak
bila makanan dipanaskan atau disimpan untuk jangka waktu yang lama.
2. Flour
- Fungsi
Flour
dianggap zat gizi esensial karena peranannya dalam mineralisasi tulang
dan pengerasan email gigi. Pada saat gigi dan tulang dibentuk, pertama
terbentuk kristal hidroksiapatit yang terdiri atas kalsium dan fosfor.
Kemudian flour akan menggantikan gugus hidroksil (OH) pada kristal
tersebut dan membentuk fluorapatit. Pembentukan fluoropatit ini
menjadikan gigi dan tulang tahan terhadap kerusakan. Flour juga dapat
mencegah osteoporosis (tulang keropos) pada orang dewasa dan orang tua.
- Sumber
Makanan sehari-hari mengandung flour, namun sumber utama adalah air minum.
3. Kalsium
Penambahan suplemen kalsium diperlukan bila kebutuhan kalsium sesuai umur harus dicapai.
Sumber makanan yang mengandung kalsium antara lain produk susu dan derivatnya.
4. Kalium,
dianjurkan untuk mengkonsumsi makanan berkalium 4.700 mg per hari.
Sumber terbaik kalium adalah jus jeruk (1.435 mg ), kismis (1.086 mg per
cangkir), ikan (916 mg dalam ½ fillet), susu bebas lemak (850 mg ).
5. Vitamin K bisa diperoleh dari 1 cangkir bayam yang sudah dimasak, brokoli, atau kol brussels.
6. Vitamin B12
, kekurangan B12 , kekuatan tulang bisa melemah. Mengambil multivitamin
yang mengandung 100 persen DV (2,4 mcg) bisa memperkuat tulang.
6. EFEK HORMON TERHADAP PERTUMBUHAN TULANG
1. Hormon pertumbuhan (Growth Hormon)
7. Merupakan efek paling utama dari GH
8. Pertumbuhan tulang dapat berupa penebalan atau pertumbuhan panjang
9. Ke 2 pertumbuhan tersebut ditingkatkan oleh hormone pertumbuhan
10. Hormone
ini merangsang poliferasi tulang rawan epifis shga menyediakan lbh
banyak ruang untuk membentuk tulang dan merangsang aktivitas osteoblas
11. Apabila lempeng epifis telah tertutup,tulang tdk lagi bertambah panjang walaupun terdapat hormone peertumbuhan
2. Parathyroid hormon (PTH)
Fungsinya
mempertahankan konsentrasi serum kalsium pada rentang yang sangat
sempit. Produksi dan release distimulasi oleh naik turunnya kadar
kalsium serum. Target organnya tubulus renal, tulang, dan intestinal .
3. Hormon lain
Estrogen menstimulasi absorbsi kalsium dan melindungi tulang dari pengaruh PTH. Efek hormon ini menyebabkan oeteoporosis. Thyroxin meningkatkan
pembentukan dan resobsi tulang tetapi lebih dominan resorbsi
sehingga hyperthyroid dihubungkan dengan besarnya pembongkaran
tulang dan osteoporosis.
7. KELAINAN PADA TULANG
- Infeksi kuman penyakit.
Kuman penyakit kelamin misalnya gonorrhea dan sifilis dapat
menyebabkan peradangan pada sendi. Peradangan ini me-nimbulkan rasa
sakit bila sendi digerakkan. Sendi kekurangan cairan sehingga sendi
menjadi kering, keadaan sperti ini disebut artritis sika. Rongga sendi
dapat pula terisi oleh getah radang yang disebut artritis eksudatif.
Infeksi virus polio dapat menyebabkan gangguan pada tulang. Orang yang
terkena penyakit polio dapat menjadi lumpuh
- Akibat kecelakaan.
Akibat
terjadinya kecelakaan seseorang dapat mengalami retak tulang(fisura),
patah tulang(fraktura), atau memar. Patah tulang dapat dibedakan menjadi
dua. Bila patah , tetapi bila otot dan kulit tidak terluka disebut
patah tulang tertutup, sedangkan bila otot dan kulit terluka disebut
patah tulang terbuka. Robeknya selaput sendi yang disebut memar.
- Kekurangn vitamin D dan Zat Kapur.
Kekurangan
vitamin D dan zat kapur dapat menyebabkan gangguan pada proses
pembentukan tulang, sehingga tulang yang terbentuk kurang keras. Bila
kekurangan vitamin D terjadi pada masa anak-anak, maka akan terjadi
pembengkokan kaki berbentuk seperti huruf O atu kearah dalam sehingga
berbentuk huruf X. Penyakit akibat kekurangan vitamin D disebut penyakit
rakhitis.
- Kebiasaan sikap tubuh.
Kebiasaan
sikap tubuh yang salah dapat menyebabkan perubahan kelengkungan tulang
belakang. Tulang belakang yang melengkung kea rah depan disebut lordosis. Tulang belakang yang mem-bengkok ke belakang disebut kifosis. Tulang belakang yang membekok ke samping kiri atau kanan disebut skoliosis.
- Osteoporosis
Osteoporosis postmenopausal terjadi karena kekurangan estrogen (hormon utama pada wanita), yang membantu mengatur pengangkutan kalsium ke dalam tulang
pada wanita. Biasanya gejala timbul pada wanita yang berusia diantara
51-75 tahun, tetapi bisa mulai muncul lebih cepat ataupun lebih lambat.Osteoporosis senilis kemungkinan merupakan akibat dari kekurangan kalsium yang berhubungan dengan usia dan ketidakseimbangan diantara kecepatan hancurnya tulang dan pembentukan tulang yang baru. Senilis berarti bahwa keadaan ini hanya terjadi pada usia lanjut. Penyakit ini biasanya terjadi pada usia diatas 70 tahun dan 2 kali lebih sering menyerang wanita. Wanita seringkali menderita osteoporosis senilis dan postmenopausal.
Osteoporosis juvenil idiopatik merupakan jenis osteoporosis yang penyebabnya tidak diketahui. Hal ini terjadi pada anak-anak dan dewasa muda yang memiliki kadar dan fungsi hormon yang normal, kadar vitamin yang normal dan tidak memiliki penyebab yang jelas dari rapuhnya tulang.



0 komentar:
Posting Komentar